Jumat, 04 Maret 2011

ARZU

Aku terbaring diantara kicau burung dan mendung awan pada pagi hari. Tinta hitam yang aku tulis pada kertas putih mewakili rasa gundah ku dalam cinta. Mata ku seolah bertanya:"Kapan aku dapat melihat senyumnya lagi?". Tampaknya aku sudah buta, buta untuk melihat wanita cantik lain selain dirimu.

Namamu ku abadikan pada peluk ku yang paling hangat. Dan diantara dingin, aku menghangatkan tubuh ku dengan namamu. Bukan dengan api dan bukan dengan bara.

Rindu yang tertumpah ruah, tidak dapat aku tahan sehingga membumbung tinggi seperti menara. Cinta, sayang dan setia selalu aku persembahkan untukmu. Bukan untuknya dan bukan untuk mereka.

Aku ingin menghilang, dan muncul dengan seketika di hadapanmu. Agar aku bisa luapkan rindu ku.

Oh penguasa alam, ku serahkan semua pada-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar