Sabtu, 17 Agustus 2013

MANUSIA TANPA SENYUMAN

Jika semua orang sedang asyik berbincang, maka aku lebih pilih untuk menyendiri. Hahaha,,,, biarkan saja mereka menganggapku terlalu asing di hadapan orang lain. Manis yang ku rasa takkan bisa membangunkan aku yang sedang terjatuh. Aku lebih pantas berteman dengan para pemalas atau aku lebih pantas untuk pergi sendiri. Biarkan menyala, terang benderang cahaya diatas kepalaku, karena aku tau, akan tiba saatnya sinar itu redup dengan sendirinya. Meskipun cara bicaramu mendayu, tapi hal itu takkan bisa meyakinkanku untuk menemani dirimu. Sayap-sayapku tak mengizinkan aku terbang. Aku lumpuh. Biarlah aku berlutut dengan air mata yang terjatuh pelan. Disini teramat berisik, aku ingin sepi, sepi sesepi-sepinya. Apakah aku normal ? Apakah aku santun ? Jangan percaya pada semua ucapanku, aku hanya pembual. Musuh utamaku dipimpin oleh hawa nafsu ku sendiri, hawa nafsu yang besar yang tak akan dapat terlihat oleh kasat mata. Perlu kerja keras untuk membuatku tersenyum. Aku adalah manusia yang diciptakan tanpa senyuman. Aneh ! seperti itulah diriku adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar